JAKARTA, 14 Februari 2025 – Bank Indonesia (BI) melaporkan penurunan signifikan pada utang luar negeri Indonesia selama triwulan IV 2024. Laporan tersebut menunjukkan adanya pengurangan yang cukup besar dalam utang luar negeri baik di sektor publik maupun swasta. Penurunan ini diyakini sebagai dampak dari kebijakan ekonomi yang lebih hati-hati dan fokus pada pengelolaan utang yang lebih berkelanjutan.
Dalam laporannya, BI menjelaskan bahwa utang luar negeri Indonesia per akhir Desember 2024 tercatat sebesar USD 400,2 miliar. Mengalami penurunan sekitar 2,5% dibandingkan dengan posisi pada akhir triwulan III 2024 yang tercatat sebesar USD 410,5 miliar. Penurunan tersebut menjadi kabar baik bagi ekonomi Indonesia, mengingat adanya upaya berkelanjutan untuk menurunkan ketergantungan terhadap utang luar negeri.
Penurunan Utang Luar Negeri pada Sektor Publik dan Swasta
Secara rinci, penurunan utang luar negeri Indonesia berasal dari dua sektor utama, yaitu sektor publik dan sektor swasta. Di sektor publik, utang luar negeri Indonesia mengalami penurunan sekitar 3,2% menjadi USD 200,4 miliar pada akhir Desember 2024. Hal ini menunjukkan upaya pemerintah untuk memperbaiki struktur pembiayaan negara dengan mengurangi ketergantungan pada utang luar negeri.
Sebaliknya, utang luar negeri sektor swasta juga tercatat menurun meskipun dengan angka yang lebih kecil, yakni 1,5%, menjadi USD 199,8 miliar pada akhir triwulan IV 2024. Penurunan pada sektor swasta ini diharapkan dapat mengurangi risiko perekonomian yang rentan terhadap fluktuasi nilai tukar dan suku bunga internasional.
Kebijakan Ekonomi yang Mendukung Penurunan Utang Luar Negeri
Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Utang Bank Indonesia, Budi Santoso, menjelaskan bahwa penurunan utang luar negeri Indonesia ini sejalan dengan kebijakan pemerintah dan Bank Indonesia yang fokus pada pengelolaan utang secara lebih hati-hati dan berkelanjutan.
“Pengelolaan utang luar negeri yang lebih hati-hati dan rasional menjadi kunci dalam menjaga stabilitas ekonomi Indonesia. Kebijakan yang diterapkan pemerintah dalam mengurangi ketergantungan pada utang luar negeri telah memberikan dampak positif yang terlihat dalam laporan kami kali ini.” Ujar Budi dalam konferensi pers yang diadakan di Jakarta pada 13 Februari 2025.
Selain itu, Budi juga menyebutkan bahwa salah satu faktor penting yang mendukung penurunan utang luar negeri ini adalah keberhasilan Indonesia. Dalam meningkatkan penerimaan pajak dan mengoptimalkan sektor-sektor domestik, seperti investasi dan ekspor.
Pengaruh Penurunan Utang Luar Negeri terhadap Ekonomi Indonesia
Penurunan utang luar negeri Indonesia ini dipandang sebagai langkah positif dalam meningkatkan kemandirian fiskal negara. Dengan berkurangnya ketergantungan pada pembiayaan luar negeri, Indonesia diharapkan dapat lebih stabil dalam menghadapi tekanan ekonomi global, seperti fluktuasi nilai tukar dan ketidakpastian pasar internasional.
Ekonom senior, Faisal Basri, menyambut baik laporan penurunan utang luar negeri ini dan menilai bahwa pengelolaan utang yang lebih efisien akan memperkuat daya tahan ekonomi Indonesia. Menurutnya, penurunan utang luar negeri menunjukkan bahwa Indonesia telah mampu mengendalikan defisit transaksi berjalan serta mengurangi ketergantungan pada sumber pembiayaan luar negeri yang berisiko.
“Jika tren penurunan utang luar negeri ini dapat terus dipertahankan, Indonesia akan semakin kuat dalam mengelola perekonomiannya secara mandiri. Hal ini juga memberikan sinyal positif bagi investor dan masyarakat internasional terkait stabilitas ekonomi Indonesia,” jelas Faisal Basri.
Upaya Bank Indonesia dalam Menjaga Stabilitas Ekonomi
Bank Indonesia sendiri terus memantau perkembangan utang luar negeri serta kondisi ekonomi domestik secara keseluruhan. Dalam beberapa tahun terakhir, BI telah mengambil langkah-langkah untuk menstabilkan inflasi, menjaga cadangan devisa, serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Bank Indonesia juga berkomitmen untuk terus mengoptimalkan kebijakan moneter dan makroprudensial yang mendukung pertumbuhan ekonomi tanpa membebani keuangan negara.
Kebijakan BI dalam memperkenalkan sistem keuangan yang lebih inklusif, serta upaya dalam menstabilkan kurs rupiah, diyakini juga berkontribusi pada penurunan ketergantungan Indonesia terhadap utang luar negeri.