GAZA CITY – Kelompok Hamas mengumumkan bahwa mereka akan menunda pembebasan lebih banyak sandera sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata yang telah disepakati dengan Israel. Keputusan ini diambil setelah Hamas menuduh Israel melanggar kesepakatan yang telah dibuat mengenai penghentian serangan terhadap wilayah Palestina. Pembebasan sandera yang telah ditunda ini menjadi sorotan internasional, mengingat ketegangan yang semakin meningkat di wilayah tersebut.
Latar Belakang Keputusan Tunda Pembebasan Sandera
Keputusan Hamas untuk menunda pembebasan sandera diumumkan dalam sebuah pernyataan resmi pada Sabtu (10/2/2025). Dalam pernyataan tersebut, Hamas menekankan bahwa Israel telah melakukan serangan udara dan darat di beberapa area yang seharusnya tidak diserang berdasarkan kesepakatan gencatan senjata yang telah ditandatangani sebelumnya. Menurut Hamas, serangan-serangan ini menunjukkan pelanggaran terhadap janji yang telah dibuat oleh Israel untuk menghentikan operasi militer di beberapa wilayah yang paling terdampak konflik.
Pernyataan ini datang setelah beberapa minggu upaya gencatan senjata yang diusahakan oleh mediator internasional. Bertujuan untuk meredakan ketegangan antara kedua belah pihak. Gencatan senjata yang disepakati pada akhir tahun lalu memberikan ruang bagi pembebasan sandera yang telah ditahan oleh Hamas, yang sebagian besar adalah warga negara Israel. Namun, pelanggaran oleh Israel terhadap ketentuan yang ada mengarah pada ketidakpuasan di kalangan kelompok tersebut.
Mengapa Hamas Menunda Pembebasan Sandera?
Menurut sumber dari Hamas, keputusan untuk menunda pembebasan sandera ini didorong oleh beberapa faktor utama. Salah satunya adalah kebutuhan untuk menuntut komitmen dari Israel agar menghentikan agresi militer di Gaza. Hamas mengklaim bahwa meskipun ada perjanjian gencatan senjata, Israel masih melakukan serangan di wilayah-wilayah yang telah disepakati untuk dihentikan. Selain itu, mereka juga mengharapkan adanya jaminan yang lebih jelas terkait perlindungan bagi rakyat Palestina. Sering kali menjadi korban dalam konflik ini.
“Israel telah melanggar perjanjian dengan melancarkan serangan di tempat yang tidak seharusnya. Kami terpaksa menunda pembebasan sandera hingga ada kejelasan lebih lanjut dari pihak Israel tentang komitmen mereka terhadap gencatan senjata.” Kata juru bicara Hamas dalam pernyataannya.
Reaksi Israel terhadap Tuduhan Pelanggaran
Pihak Israel membantah tuduhan Hamas mengenai pelanggaran gencatan senjata. Dalam sebuah konferensi pers, juru bicara militer Israel menyatakan bahwa serangan yang dilakukan adalah respons terhadap ancaman yang masih ada dari kelompok militan di Gaza. Mereka menegaskan bahwa tindakan tersebut dilakukan sebagai upaya untuk melindungi warga Israel dari serangan roket yang terus berlangsung. Meskipun gencatan senjata telah berlaku.
“Israel tetap berkomitmen terhadap upaya gencatan senjata dan pembebasan sandera. Namun, kami tidak bisa diam ketika ancaman terhadap keselamatan warga negara kami terus berlanjut,” ujar juru bicara militer Israel.
Implikasi Internasional dan Harapan Perdamaian
Keputusan Hamas untuk menunda pembebasan sandera mendapat perhatian internasional. Beberapa negara, termasuk negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan Rusia, mengecam pelanggaran gencatan senjata tersebut. Mendesak kedua belah pihak untuk mematuhi komitmen yang telah dibuat. Diplomasi internasional kini lebih diarahkan untuk mencari jalan keluar dari kebuntuan ini. Dengan harapan agar kedua pihak bisa kembali berunding untuk menciptakan perdamaian yang berkelanjutan di Gaza.
PBB dan berbagai organisasi kemanusiaan juga terus menyuarakan keprihatinan atas meningkatnya korban jiwa. Terutama di kalangan warga sipil, akibat pelanggaran gencatan senjata. Para pejabat internasional menyebutkan bahwa meskipun ada kemajuan dalam upaya penyelesaian konflik. Ketegangan yang terus berlanjut dapat mengarah pada eskalasi yang lebih besar.
Harapan ke Depan
Pihak internasional kini berharap agar kedua belah pihak, Hamas dan Israel, bisa kembali ke meja perundingan dan menghormati perjanjian yang telah dibuat. Pembebasan sandera, yang semula dianggap sebagai langkah menuju perdamaian. Kini menjadi titik krusial dalam menentukan apakah gencatan senjata dapat dipertahankan atau malah memburuk menjadi konflik yang lebih luas.
Masyarakat internasional terus menunggu perkembangan selanjutnya, sambil mendorong kedua belah pihak untuk menahan diri dan mencari solusi damai. Sementara itu, warga yang terjebak dalam konflik ini berharap adanya keadilan dan perlindungan yang lebih baik. Serta jaminan agar gencatan senjata dapat dihormati demi menghindari lebih banyak korban di masa depan.