Sejak kesepakatan gencatan senjata yang diumumkan beberapa minggu lalu, situasi di Gaza seharusnya mengalami penurunan ketegangan. Namun, laporan terbaru mengungkapkan bahwa lebih dari 116 warga Palestina telah kehilangan nyawa akibat tembakan dari pasukan Israel. Meskipun kedua belah pihak sepakat untuk menghentikan pertempuran. Insiden ini menambah daftar panjang korban yang jatuh sejak awal konflik yang berlangsung beberapa bulan lalu.
Menurut informasi yang diterima dari sumber-sumber di lapangan, sebagian besar korban merupakan warga sipil yang tidak terlibat langsung dalam konflik. Mereka tewas akibat serangan udara atau tembakan langsung yang dilakukan oleh pasukan Israel, meskipun gencatan senjata telah disepakati pada 7 Januari 2025. Salah satu sumber di Gaza menyatakan bahwa meskipun serangan skala besar telah berkurang. Pasukan Israel tetap melakukan tindakan militer sporadis yang mengakibatkan banyak korban.
Kejadian Tembakan yang Meningkat Sejak Gencatan Senjata
Tembakan yang mengarah ke pemukiman warga di Gaza sudah beberapa kali terjadi setelah gencatan senjata diberlakukan. Pihak militer Israel membenarkan adanya insiden tembakan tersebut, dengan alasan bahwa mereka menargetkan kelompok militan yang diduga berada di kawasan tersebut. Namun, pihak Palestina, termasuk kelompok pejuang Hamas dan Jihad Islam. Menuduh Israel tidak mematuhi kesepakatan dan terus menyerang wilayah sipil, meskipun secara terbatas.
“Jumlah korban tewas sejak gencatan senjata semakin meningkat. Sebagian besar yang tewas adalah warga sipil yang tidak memiliki keterkaitan dengan kekerasan militer,” kata Dr. Khalid al-Suha, seorang dokter yang bekerja di Rumah Sakit Shifa, Gaza. Menurutnya, sebagian besar korban meninggal akibat serangan tembakan dan serangan udara yang dilakukan tanpa peringatan.
Pihak Palestina juga mengungkapkan bahwa serangan-tembakan ini melanggar prinsip-prinsip kemanusiaan yang diatur dalam hukum internasional. Mereka menyerukan agar Israel segera dihentikan dari melakukan serangan lebih lanjut, yang menurut mereka hanya akan menambah penderitaan warga sipil Gaza.
Data dan Statistik Korban
Berdasarkan data yang dihimpun oleh Lembaga Kesehatan Palestina, sebanyak 116 warga Gaza dilaporkan tewas akibat tembakan pasukan Israel sejak kesepakatan gencatan senjata berlaku. Selain itu, lebih dari 150 orang terluka, dengan beberapa di antaranya mengalami cedera parah yang membutuhkan perawatan intensif. Banyak dari mereka yang terluka adalah anak-anak dan wanita.
Data ini menunjukkan bahwa meskipun ada kesepakatan gencatan senjata, tensi tetap tinggi di lapangan, dan warga sipil yang paling terdampak. Sumber lain juga mencatat, setidaknya 20 serangan udara Israel terjadi di beberapa titik di Gaza. Terutama pada malam hari, saat situasi di kota-kota Gaza relatif sepi.
Reaksi Dunia dan Pihak Berwenang
Reaksi internasional terhadap peningkatan kekerasan ini datang dari berbagai pihak. PBB melalui kantor hak asasi manusia menyatakan keprihatinannya terhadap situasi yang terus memburuk. Mendesak Israel untuk segera menghentikan serangan terhadap warga sipil. Komisioner Tinggi Hak Asasi Manusia PBB, Michelle Bachelet, mengungkapkan bahwa serangan terhadap warga sipil harus dihentikan untuk mencegah jatuhnya lebih banyak korban yang tidak bersalah.
Sementara itu, beberapa negara besar seperti Amerika Serikat dan negara-negara Uni Eropa menyerukan agar kedua belah pihak kembali menghormati gencatan senjata yang telah disepakati. Presiden AS, Joe Biden, melalui juru bicaranya menekankan pentingnya untuk mencapai perdamaian jangka panjang. Dapat mengurangi penderitaan rakyat Palestina dan Israel.
Namun, beberapa negara Arab dan lembaga internasional lainnya, seperti Liga Arab dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), mengecam serangan Israel. Menuntut agar pemerintah Israel bertanggung jawab atas serangan yang menargetkan warga sipil.